MAKALAH
KETERAMPILAN
DASAR KEBIDANAN II
MERAPIKAN TEMPAT
TIDUR PASIEN
Disusun
Oleh:
1.
Sisca Dwi
Tresyana (10180000001)
2.
Elfira
Aprillia (10180000002)
3.
Ilfa Resya
Lestaluhu (101800000003)
4.
Nur Faizah (10180000004)
5.
Novelina
Crisnauli Silalahi (10180000005)
6.
Sri Yunita
Patty (10180000006)
7.
Alifah
Intan Al-Muttahasin (10180000008)
Dosen
Pembimbing :
MILKA, S.ST.MKES
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini kami harapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dalam menambah ilmu khususnya dalam mata kuliah Keterampilan Dasar
Kebidanan.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima
kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, Mei 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kamar pasien, tanpa melihat tempat
tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di rumah sakit. Tempat tidur
yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi
kesejahteraan pasien. Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan
kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
Merapikan tempat tidur merupakan
tanggung jawab perawat/bidan. Perawat/
bidan menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat tidur. Hal ini memerlukan
pemeriksaan yang sering untuk memastikan linen tempat tidur bersih, kering, dan
bebas kerutan. Perawat/bidan biasanya
merapikan tempat tidur klien setelah klien
mandi, selama klien mandi atau showering,
atau ketika klien keluar ruangan untuk tes atau prosedur. Sepanjang hari
perawat meluruskan linen setelah makan dan menjadi basah atau kotor. Linen
tempat tidur yang basah atau kotor harus diganti.
Orang umumnya terbaring di tempat tidur
sewaktu sakit, sering kali dalam waktu yang lama, oleh sehingga tempat tidur menjadi
suatu elemen penting dalam kehidupan klien. Suatu tempat yang bersih, aman, dan
nyaman dapat meningkatkan kemampuan klien beristirahat dan tidur serta memiliki
perasaan sejahtera. Furnitur dasar di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
tempat tidur, meja di samping tempat tidur, overbed table, satu kursi atau
lebih, dan sebuah tempat penyimpanan pakaian. Sebagian besar unit tempat tidur
juga memiliki lampu panggil, lampu tetap, stop kontak, listrik, dan peralatan
higienis di meja samping tempat tidur.
B. Rumusan Masalahusan Masalah
1.
Apa
itu definisi tempat tidur?
2.
Apa
saja kerangka tempat tidur?
3.
Bagaimana
cara menyiapkan tempat tidur?
4.
Apa
saja jenis-jenis tempat tidur dan cara membersihkannya?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi tempat tidur
2.
Untuk
mengetahui kerangka tempat tidur
3.
Untuk
mengetahui bagaimana cara menyiapkan tempat tidur
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis tempat tidur dan cara membersihkanya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tempat Tidur Pasien
Tempat tidur pasien
adalah tempat tidur yang digunakan oleh seseorang yang menderita sakit atau
yang biasa disebut pesakitan.
Jenis tempat tidur dan metode yang
digunakan untuk mengoperasikannya dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan
tetapi prinsip dasar merapikan tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang
tinggal ditempat tidur, maupun yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur
menjadi sangat penting. Suatu tempat tidur secara umum harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Individu harus
dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun sendiri.
2. Keamanan harus
terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
3. Pasien atau
penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi tempat kerja penting
disini).
4. Diatas tempat
tidur harus dapat didekatkan beberapa
alat bantu.
5. Tempat tidur,
kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.
Sebuah tempat tidur disamping memenuhi
syarat-syarat diatas sebaiknya juga harus dapat disetel dalam berbagai posisi
dan berada diatas roda-roda. Kain yang dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau
kain imitasi katun.
2.2
Kerangka
Tempat Tidur
Kerangka tempat tidur di rumah sakit dibagi menjadi tiga
bagian. Hal ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara
terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor listrik untuk
mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi dengan
menekan sebuah tombol atau menggerakan pengungkit yang kecil, yang terletak di
sisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang terpiah dari tempat tidur
tetapi dihubungkan dengan kabel ke tempat tidur, yang dapat segera digunakan
oleh klien.
Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi 66cm
dan lebar 0,9m, lebih sempit dari pada tempat tidur yang biasa, sehingga
perawat dapat, menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa
melakukan peregangan yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa
tempat tidur memiliki panjang yang dapat ditambah untuk mengakomodasi klien
yang sangat tinggi. Fasilitas perawatan jangka panjang klien yang mampu melakukan
ambulasi biasanya memiliki tempat tidur yang rendah untuk mempasilitasi klien
naik dan turun dari tempat tidur.
Sebagaian besar tempat tidur memliki posisi “tinggi” dan
“rendah” yang dapat di atur baik secara mekanik mupun secara elektrik dengan
menggunakan sebuah tombol atau pengungkit.
Posisi tinggi memungkinkan perawat untuk menjangkau klien tanpa melakukan
peragangan atau pembungkukan yang tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan
klien untuk melangkah dari tempat tidur ke lantai.
a.
Kasur
Kasur biasanya di lapisi dengan bahan tahan air agar
tidak mudah kotor dan dapat dengan mudah di bersihkan.
Sebagaian besar kasur memiliki pegangan di bagian sisinya
yang disebut pengangkat sehingga memungkinkan kasur di pindahkan. Banyak kasur
khusus juga digunakan di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah
penonjolan tulang, seperti tumit. Kasur ini terutama berguna bagi klien yang
terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu lama.
b.
Pagar tempat
tidur
Pagar
tempat tidur, atau sisi pengaman, baik digunakan pada tempat tidur maupun
brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai bentuk ukuran
dan serta biasanya terbuat dari logam. Peralatan untuk menaikan dan menurunkan
nya berbeda. Seringkali, satu atau dua kenop ditarik untuk melepaskan pagar
sehingga dapat digerakan. Jika kondisi klien mengharuskan penggunan pagar
tempat tidur, penting agar perawat jangan meninggalkan sisi tempat tidur ketika
pagar sedang di turunkan. Beberapa pagar tempat tidur memliki dua posisi : naik
dan turun. Pagar
tempat tidur
lain memiliki 3 posisi : tinggi, menengah, dan rendah. Posisi turun dan rendah
digunakan jika pagar tempat tidur tidak di butuhkan. Pada beberapa model, dasar
tempat tidur(kasur dan krankar yang
menyanggahnya) harus di naikan sebelum pagar tempat tidur dapat diletakan dalam
posisi rendah, jika tidak, pagar tempat tidur dapat mengenai lantai dan
mengalami kerusakan posisi menengah digunakan jika tempat tidur berada dalam
posisi rendah dan perawat ada disamping tempat tidur tersebut. Posisi pagar
tempat tidur yang tinggi atau naik digunakan jika klien berada di tempat tidur dan
memerlukan perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki
formulir penolakan yang harus di tandatangani oleh klien bila menolak penggunaan pagar
tempat tidur.
c.
Pagar
Papan
kaki digunakan untuk menyanggah kaki klien yang di mobilisasi dengan sudut 90
derajat terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar fleksi.
d. Bed cradle
Bed cradle, kadang kala disebut kerangka
Anderson, adalah alat yang di rancang untuk menjaga agar seprai paling atas
tidak menyentuh kaki, tungkai, dan bahkan abdomen klien. Sprei di letakan di
atas bed cradle dan difiksasi. Terdapat beberapa jenis bed cradle. Salah sata
bed cradle yang paling umum adalah batang besi yang melengkung dan yang di
pasang pas di tempat tidur. Bagian dari cradle pas terpasang dibawah kasur dan
siku-siku besi yang kecil yang menekan setiap sisi kasur untuk menjaga cradle
pada tempat nya. Kerangka dari beberapa cradle meluas sampai dari setengah
lebar tempat tidur, diatas satu tungkai.
e.
Tiang intravena
Tiang intervena(tiang kaki, standar),
biasanya terbuat dari logam, menyanggah botol invus intravena (IV) ketika
cairan diberikan ke klien. Tiang ini dapat diletakan di lantai samping tempat
tidur secara bebas atau dipasang di tempat tidur rumah sakit. Beberapa unit
rumah sakit memeliki tiang gantungan di atas tempat tidur untuk pemberian
cairan IV.
2.3
Menyiapkan Tempat Tidur
Perawat perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan
tempat tidur rumah sakit dengan cara yang berbeda untuk tujuan tertentu. Pada
sebagian besar kondisi, tempat tidur dirapikan setelah klien mendapatkan
perawatan tertentu dan jika tempat tidur tidak ditempati. Akan tetapi, setiap
saat perawat perlu merapikan tempat tidur yang ditempati atau memepersiapkan
tempat tidur untuk klien yang sedang menjalani pembedahan (tempat tidur
anestesi, pascaoperasi, atau bedah). Terlepas dari tipe peralatan tempat tidur
yang tersedia, apakan tempat tidur yang tersedia, apakah tempat tidur
ditempati, atau tujuan tempat tidur disiapkan, pedoman tertentu berlaku untuk
semua cara merapikan tempat tidur.
Jenis persiapan
tempat tidur :
1. Closed Bed
(tempat tidur tertutup)
2. Open Bed
(tempat tidur terbuka)
3. Aether Bed
(tempat tidur pasca
operasi)
4. Occupied Bed (mengganti
tempat tidur dengan klien di atasnya)
5.
Unoccupied Bed (tempat tidur yang belum
ada klien diatasnya)
Prinsip perawatan tempat tidur :
1. Tempat tidur
klien harus selalu bersih dan rapih.
2. Linen diganti
sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor.
3. Penggunaan linen
bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
Hal yang Harus
di Perhatikan dalam
Perwatan Tempat Tidur :
1. Hindari
kontaminasi pada linen bersih.
2. Ketika akan
mengganti linen pada tempat tidur
klien, bawa linen sesuai kebutuhan, jangan membawa linen berlebihan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi kuman atau mikroorganisme dan infeksi nasokimial
dari satu klien ke klien lain.
3. Pada saat
memasang linen bersih, bentngkan linen di atas tempat tidur, jangan di
kibaskan.
4. Jangan menempatkan
linen kotor pada tempat tidur klien, meja atau peralatan klien lainnya.
5. Saat memasang linen atau alat tenun
pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan kerjakan pada satu sisi
dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
6. Tempatkan linen
atau alat tenun yang kotor pada tempat yang bertutup (ember yang ada tutupnya).
Bawa dengan hati-hati jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan
setelahnya.
2.3 Jenis-Jenis Tempat Tidur
·
Tempat
Tidur Tertutup (Closed Bed)
Merupakan
tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over laken) diatasnya.
Tujuan:
a. Agar siap pakai
sewaktu-waktu
b. Agar tampak
selalu rapih
c. Memberikan
perasaan senang dan nyaman pada klien
Persiapan alat :
a)
Tempat tidur, kasur dan bantal
b) Alat tenun
disusun menurut pemakainnya
Alas kasur :
a.
Laken/sprei besar
b.
Perlak
c.
Stik Laken/Sprei melintang
d.
Boven Laken
e.
Selimut dilipat terbalik (bagian dalam selimut
dilipatan luar)
f.
Sarung bantal
g.
Over laken/sprei penutup
Prosedur Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Letakkan alat
tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur
3. Pasang alas
kasur dan kasur
4. Pasang sprei
besar/ laken dengan kzetentuan
berikut:
a. Garis tengah
lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b. Bentangkan
sprei, masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada
bagian kaki, tarik setegang mungkin
c. Pada ujung
setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu masukkan seluruh tepi sprei kebawah
kasur dengan rapi dan tegang
5. Letakkan perlak
melintang pada kasur ±50cm dari bagian kepala
6. Letakkan stik
laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur
bersama dengan perlak
7. Pasang boven
pada kasur daerah bagia kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan kebawah
kasur ±10cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan
kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang
8. Pasang selimut
pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur
±10cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik
sisi atas sampai terbentang
9. Lipat ujung
atas boven sampai tampak garis atau pitanya
10. Masukkan bantal
kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan Bagian yang terbuka
dibagian bawah
11. Pasang sprei
penutup (over laken)
12. Cuci tangan
Perhatian: Jika tindakan dikerjakan oleh dua perawat, masing-masing
perawat berdiri dikanan dan kiri tempat tidur dan tindakan dikerjakan
bersamaan.
Merupakan tempat tidur
yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (Over Laken).
Tujuan :
a. Dapat segera digunakan
b. Dilakukan jika ada klien baru, pada tempat tidur klien yang dapat/
boleh turun dari tempat tidur
Persiapan
Alat :
a. Tempat tidur,
kasur, dan bantal
b. Alat tenun
disusun menurut pemakaiannya
c. Alas kasur
d. Laken/ sprei besar
e. Perlak
f. Stik Laken/ sprei melntang
g. Boven Laken
h. Selimut dilipat
terbalik (bagian dalam selimut dilipatan luar)
i. Sarung bantal
Prosedur Pelaksanaan :
a. Seperti menyiapkan tempat tidur
tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah tersedia tempat tidur
tertutup, angkat over laken kemudian lipat.
Merupakan
tempat tidur yang disiapkan untuk klien pasca operasi yang
mendapat narkose (obat bius)
Persiapan Alat :
a.
Tambahkan satu selimut tebal pada alat
tenun untuk tempat tidur terbuka
b.
Dua buah buli-buli panas/WWZ (Warm
Water Zack), dengan suhu air 40°C-43°C
c.
Perlak dan handuk dalam satu gulungan
dengan handuk dibagian dalam
Prosedur Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Pada tempat
tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk pada
bagian kepala
c. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan
tempat tidur
d.
Letakkan buli-buli panas diantara sprei
dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli-buli ke pinggir
tempat tidur
e.
Angkat buli-buli
panas sebelum klien di baringkan, setelah kembali dari kamar bedah
f.
Lipat pinggir selimut tambahan
bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada salah satu sisi tempat masuknya
klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain
g. Cuci tangan
Perhatian :
1.
alat tenun
harus selalu bersih
2.
buli-buli panas
jangan sampai bocor (periksa dulu sebelum dipakai) dan tutupnya jangan sampai lepas/kurang kencang
3.
buli-buli panas dapat dipakai kembali jika diperlukan, dan anti airnya jika
sudah dingin
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa
memindahkan klien.
Tujuan :
a. Memberikan
perasaan senang pada klien
b.
Mencegah terjadinya dekubitus
c. Memelihra
kabersihan dan kerapian
Dilakukan pada : tempat tidur klien yang tirah baring
total (sakit keras atau tidak sadar / koma )
Prosedur : Sama dengan cara mengganti dan memasang
alat tenun pada tempat tidur, tetapi dilakukan sebagian-sebagian dari tempat
tidur tersebut.
Persiapan
Alat :
a. Alat tenun
bersih disusun menurut pemakaiannya
b.
Kursi atau bangku
c.
Tempat kain kotor yang bertutup
d. Dua ember kecil
berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
Persiapan
Klien : Klien diberitahu jika memungkinkan (klien sadar).
Prosedur Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat
klien
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4 Letakan bantal dan selimut klien yang
tidak perlu dikursi (jika keadaan klien memungkinkan/tidak mengganggu klien
5. Miringkan klien ke satu sisi (jika
perlu, ganjal dengan bantal/guling supaya tidak jatuh)
6. Lepaskan alat tenun pada bagian yang
kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per satu sampai dengan di bawah
punggung klien
7. Gulung stik laken ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin
8. Bersihkan perlak dengan larutan
desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tempat tidur sejauh mungkin
9. Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin
10. Bersihkan alas
tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu lap dengan
lap kering
11. Bentangkan
sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di bawah
punggung klien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
12. Gulung perlak
dan ratakan kembali
13. Bentangkan stik
laken bersih di atas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di bawah
punggung klien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan di
bawah kasur bersama dengan perlak
14. Setelah selesai
dan rapih pada satu bagian, miringkan klien ke arah berlawanan yang tadi telah
dibersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar klien tidak jatuh)
15. Lepaskan alat
tenun yang kotor dari bawah kasur
16. Angkat stik
laken dan masukkan pada tempat kain kotor
17. Bersihkan perlk
seperti tadi kemudian gulung ke tengah
18. Lepaskan laken
kotor dan masukkan ke tempat kain kotor
19. Bersihkan alas
tempat tidur dan kasur seprti tadi
20. Buka gulungan
laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang mungkin kemudian
masukkan ke bawah kasur
21. Pasang perlak
dan sprei seperti tadi
22. Lepaskan sarung
bantal dan guling yang kotor ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih
23. Susun bantal,
lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman
24. Ganti selimut
kotor dengan yang bersih
25. Bereskan alat
dan kembalikan ke tempatnya
26. Cuci tangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyiapkan tempat tidur dengan tepat
dan sesuai dengan prosedur yang ada merupakan bagian penting dari pekerjaan
seorang perawat/bidan karena berhubungan dengan kebutuhan dasar pasien yaitu
kebutuhan akan rasa aman dan nyaman.
Jenis Persiapan Tempat Tidur diantaranya :
1.
Unoccupied Bed (tempat tidur yang belum
ada klien diatasnya)
2.
Closed Bed (tempat tidur tertutup)
3.
Open Bed (tempat tidur terbuka)
4.
Aether Bed (tempat tidur pascaoperasi)
5.
Occupied Bed (mengganti tempat tidur
dengan klien di atasnya)
Prinsip Perawatan Tempat Tidur yakni:
1) Tempat tidur
klien harus selalu bersih dan rapih
2) Linen diganti sesuai kebutuhan dan
sewaktu-waktu, jika kotor
3) Pengguaan linan
bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros
Dalam
menyiapkan tempat tidur, seorang perawat selain melakukan tindakan tersebut
sesuai prosedur yang ada, perawat juga harus teliti. Perawat tidak boleh
mengesampingkan keselamatannya, meskipun tujuan tindakan ini yaitu untuk
keselamatan pasien. Ada beberapa pencegahan yang sebaiknya di lakukan oleh
perawat dalam ia menyiapkan tempat tidur, diantaranya :
1.
Jangan mengibaskan laken
2.
Hindarkan agar laken yang kotor dan
seragam tidak bersentuhan
3.
Lihat laken dari tepi luar sebelum
melakukan tindakan.
Disarankan juga kepada mahasiswa
keperawatan yang nantinya akan menjadi perawat untuk memperhatikan hal di atas
agar setelah bergelut dalam bidang keperawatan tidak mengabaikan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan pasien tapi juga kepentingan dirinya sendiri.
Comments
Post a Comment