konseling pada bayi


KONSELING



1. Menjaga Kehangatan Bayi

Suhu normal tubuh bayi baru lahir berkisar antara 36,5 – 37,5oC. Kehangatan bayi perlu dijaga karna:

·         Bayi lebih mudah mengalami perubahan suhu tubuh

·         Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna

·         Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

·         Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan



Cara menjaga kehangatan bayi:

·         Jangan memandikan bayi baru lahir sebelum 6 jam

·         Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, jauhkan dari jendela dan pintu

·     Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, mengenakan topi, memakai pakaian kering dan lembut

·         Ganti popok dan pakaian setiap kali basah

·         Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

·         Keringkan bayi dengan segera pada saat memandikan

·         Menyusui bayi segera setelah lahir

Tanda-tanda penurunan suhu tubuh bayi:

     1.      Tanda awal

Kedua kaki teraba dingin

     2.      Tanda lanjut

·         Seluruh tubuh teraba dingin

·         Bayi tidak bergerak aktif/bayi lemas

·         Bayi tidak mau menyusu

·         Bayi menangis lemah

Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi

     ·         Bayi tinggal di ruangan yang hangat, jangan ber-AC

     ·         Menyusui

     ·         Kontak ata menempelkan kulit bayi dengan klit ibu

     ·         Perawatan metode kangguru (PMK)

Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mempertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan. Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala.



Cara perawatan metode kangguru:

    ·         Mendekap bayi agar kulit bayi bersentuhan langsung dengan pendekapnya

   ·         Posisi bayi telungkup dada ketemu dada diantara kedua payudara, kepala bayi menoleh ke satu sisi, mata bayi dapat saling kontak dengan ibu dan kaki bayi berposisi seperti kaki kodok

    ·         Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat

    ·         Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat

    ·         Metode kangguru ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya

·         Metode kangguru bisa dilakukan sambil bekerja, juga untuk rujukan



2. Pemberian ASI

 


Cara pemberian ASI yang benar:


·         Ibu harus menyusui bayinya sesegera mungkin, pada periode 30 menit setelah bayi lahir guna merangsang keluarnya ASI.


·         Pada waktu pertama menyusui, bayi disusui selama 5 kurang lebih menit pada masing-masing buah dada, setelah itu jangka waktu menyusui dapat diperpanjang sampai sekitar 15 menit pada masing-masing payudara.


·         Sebelum menyusui sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu dan putting susu dibersihkan dengan air hangat, kemudian dilap dengan kain bersih.


·         Pada waktu menyusui diusahakan agar seluruh bagian puting susu dan bagian lingkaran di sekitar putting (areola) masuk ke mulut, ini berguna untuk: Menghindarkan agar putting tidak lecet, Menghindarkan masuknya udara bersama air susu yang dapat menyebabkan bayi muntah setelah menyusu, Lama menyusui adalah sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, Ketika menyusui hendaknya dilakukan secara bergantian antara kedua payudara hingga bayi tenang dan puas, biasanya sekitar 10 menit.


 


Cara menyusui dengan sikap duduk:


·         Ibu harus duduk dengan posisi santai dan tegak


·         Sebaiknya digunakan ganjal selimut atau bantal, dan bayi ditidurkan di atas topangan tangan yang beralaskan selimut atau bantaltersebut.


·         Tangan ibu di sebelah buah dada yang akan disusukan dilipat untuk menopang leher bayi, sedang lengan dan telapak tangan digunakan untuk menopang punggung & pantat bayi.


·         Usahakan perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.


·         Tangan ibu yang sebelah lagi memegang buah dada dengan menjepit pangkal areola dengan dua jari, telunjuk dan jari tengah, atau peganglah bagian bawah payudara dengan keempat jari dan ibu jari diletakkan di bagian atas payudara.


·         Harus dijaga agar putting sampai areola masuk ke dalam mulut bayi dan hidung bayi tidak tertutup buah dada.


·         Upayakan supaya bayi tidak tertidur sewaktu menyusu.


·         Setiap kali habis menyusu, bayi ditempatkan pada bahu kiri ibu dengan menyandarkan dada bayi pada bahu ibu sambil mengurut-urut bagian punggung bayi untuk mengeluarkan udara (sendawa).


 


Cara menyusui dengan sikap berbaring:


·         Ibu berbaring miring pada sebelah buah dada yang akan disusukan. Punggung ibu dapat diganjal dengan bantal.


·         Lengan ibu sebelah buah dada yang akan disusukan merapatkan bayi ke tubuh ibu dengan jalan menopang leher, punggung dan pantat bayi.


·         Tangan ibu sebelahnya membentu memasukkan putting ke dalam mulut bayi dengan jalan menjepitnya dengan jari telunjuk dan jari tengah.


·         Upayakan agar bayi dan ibu tidak tidur sewaktu menyusui. 




3.  Perawatan Tali Pusat

                

  1. Selama tali pusat belum terlepas dari perut bayi, maka sangat disarankan agar bayi baru lahir tidak dimandikan, namun cukup hanya dilap dengan washlap. Umumnya, tali pusat akan puput atau terlepas dalam jangka waktu 7 hingga 14 hari. Jadi hindari memasukkan seluruh tubuh bayi ke dalam air.
  2. Ketika mengelap tubuh bayi baru lahir, hindari membasahi area tali pusat. Biarkan area tali pusat tetap kering, karena kondisi yang lembap dapat memicu timbulnya infeksi.
  3. Tali pusat tidak perlu lagi diberi alkohol, obat antiseptik ataupun bedak. Pastikan juga tidak ada bedak yang menempel di tali pusat.
  4. Tali pusat jangan ditutup dengan  kain kassa atau apapun juga dan jangan tertutup popok atau diapers, karena jika tertutup popok atau diapers, maka kemungkinan tali pusat terkena urine atau pup akan lebih besar. Biarkan tali pusat dalam kondisi terbuka. 
  5. Jika tali pusat terkena kotoran saat si kecil BAK atau BAB, segera bersihkan dengan washlap basah atau kain kassa basah dengan cara ditepuk-tepuk, bukan diusap. Setelah itu baru dikeringkan dengan cara ditepuk-tepuk juga. Oh, pastikan tangan juga bersih ketika akan membersihkan area tali pusat yang terkena kotoran.
  6. Harus jeli melihat jika ada tanda-tanda tali pusat terkena infeksi, akan timbul



4. Tanda-Tanda Bahaya



       1.      Penyebab Pemberian ASI sulit (sulit menghisap atau hisapan lemah)

·         Kurang gizi saat hamil dan kelahiran prematur

Nutrisi tepat saat hamil sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan psikologis janin. Jika kekurangan nutrisi saat hamil maka beberapa organ tubuh tidak berkembang secara optimal. Hati sebagai organ metabilosme bisa terkena dampak ini, dan akan terjadi gangguan digesti dimana akibatnya bayi tak mau minum dengan baik.

Bayi-bayi yang lahir prematur di bawah 34 minggu biasanya sulit mengisap susu ibunya. Pasalnya, refleks mengisap belum sempurna atau bayi punya kelainan pada sistem peredaran darah, pernapasan dan tenggorokan akan berfungsi sempurna setelah usia kandungan 34 minggu - atau saluran cerna.

·         Penyakit setelah lahir

Pada bayi dengan kuning atau kurang darah akan mengalami gangguan mengisap. Jika kadar bilirubin-nya terlalu tinggi maka bisa berpengaruh terhadap otak dan bisa menyebabkan cedera otak serta memengaruhi refleks mengisap. Pun jika bayi mengalami sakit di daerah mulutnya, karena sariawan di daerah bibir atau pipi bagian dalam. Hal ini akan sangat mengganggu refleks mengisap bayi.

·         Gangguan mengisap yang disebabkan gangguan saraf

Jika ditemukan ada kelainan bawaan pada langit-langit mulut bayi (seperti sumbing lengkap) atau pada lidahnya, rekleks mengisap bayi akan terganggu. Tapi, untuk memastikannya, periksa terlebih dulu bagaimana keadaan bibir, pipi, langit-langit dan lidah bayi.

·         Intoleransi laktosa

Pada bayi (tidak mendapat ASI) yang mengalami intoleransi laktosa, tubuhnya tidak dapat memroduksi laktase atau enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa, zat gula yang terdapat dalam susu termasuk ASI, susu sapi dan produk olahannya menjadi glukosa dan galaktosa, dalam jumlah cukup. Akibatnya, laktosa yang tidak d ataicerna, tetap berada di dalam usus bayi tidak diserap oleh tubuh bayisehingga  menyebabkan gangguan pencernaan bayi, yakni perut bayi kembung, diare. Nafsu makan pun turun. Dan otomatis, refleks mengisap bayi menjadi berkurang. Bila ini terjadi, sebaiknya bayi diberikan susu free laktosa.

·         Sindroma Prai-i-0der-Willi

Merupakan suatu sindroma saraf akibat gangguan hormon oxytoxin dari organ hipotalamus, juga menyebabkan gangguan mengisap. Selain itu, keadaan umum yang membuat bayi lemah seperti infeksi berat, akan menyebabkan kelemahan otot di sekitar mulut dan menurunkan refleks mengisap.


Comments