KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini kami harapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dalam menambah ilmu khususnya dalam mata kuliah BIOREP DAN
MIKROBIOLOGI khususnya pada materi Proses Kehamilan, Tumbuh Kembang Fetus,
Pertumbuhan Plasenta, dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima
kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI………………………………………………........................………….ii
BAB
I PENDAHULUANBAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (38 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester.
Pembentukan fetus pada bulan pertama perkembangan embrio
manusia ditandai dengan alat-alat tubuh yang cukup penting telah mulai
terbentuk dan sudah mulai berfungsi walaupun belum sempurna. Kaki dan tangan
belum terbentuk pada bulan pertama usia kehamilan. Demikian pula otak janin
masih berupa gumpalan darah. Panjang embrio pada usia kandungan satu bulan
sekitar 2.5 sampai 6 mm.
Berikutnya,
pada bulan kedua usia kehamilan embrio telah terbentuk kaki dan tangan,
alat-alat kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan,
alat-alat bagian muka dan beberapa alat penting yang lain. Panjang embrio pada
usia kandungan dua bulan adalah antara 25 sampai 40 mm.
Pada
bulan ketiga usia kehamilanan, hampir seluruh alat tubuh secara lengkap telah
terbentuk, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada fase ini sekitar 70
sampai 100 mm dan dapat dibedakan antara janin laki-laki atau perempuan. Lalu
pada bulan keempat kehamilan seorang wanita, kondisi janin mulai terbentuk
kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin sudah terasa
oleh ibunya. Panjang janin saat itu sekitar 145 mm. Pada waktu bayi
lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru sehingga aliran darah dari plasenta
terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali dengan tangisan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kehamilan
didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 38 minggu (9 bulan 7 hari). Usia kehamilan dihitung
dari hari pertama haid normal terakhir. Hal ini berarti penentuan usia
kehamilan adalah 2 minggu lebih besar dari pada usia janin sebenarnya. Lama
kehamilan rata-rata adalah 280 hari (38 minggu) saat janin berusia 280 hari (38
minggu)
Proses kehamilan dimulai saat
terjadinya konsepsi (pembuahan), sebelum konsepsi terjadi ada hal-hal yang
terjadi pada tubuh wanita, yaitu:
1.
Ovulasi
Ovulasi
terjadi ketika sel
telur/ovum keluar dari
sarangnya (ovarium=indung
telur), di mana di dalam ovarium terdapat kantung-kantung/folikel yang
berisi cairan dan sel telur, pada suatu ketika folikel menjadi matang kemudian
pecah maka keluarlah sel telur yang ada di dalamnya tadi. Ovulasi ini normalnya
terjadi setiap bulan sesuai siklus menstruasi dan
rata-rata terjadi sekitar dua minggu sebelum periode (siklus) menstruasi
berikutnya.
2. Kenaikan
Hormon
Setelah
telur meninggalkan folikel, folikel berkembang menjadi sesuatu yang disebut
korpus luteum. kemudian Korpus luteum melepaskan hormon yang
membantu menebalkan lapisan rahim, untuk
mempersiapkan ketika terjadi proses kehamilan nantinya.
3. Telur
Berjalan ke Tuba Fallopi
Setelah
telur dilepaskan/ovulasi, ia bergerak ke tuba fallopi. Sel telur tinggal di
sana selama sekitar 24 jam, menunggu sel sperma untuk membuahi. Semua ini
terjadi, rata-rata sekitar dua minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir
atau masa ini disebut juga dengan masa subur. Telur memiliki hanya 12
sampai 24 jam sedangkan sperma bisa bertahan selama sekitar 72 jam pada saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa masa subur wanita itu lamanya 4 hari, yakni hari ke 12 - 16
dihitung dari hari pertama menstruasi.
Berbeda
dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan. untuk
menghasilkan sperma dibutuhkan 2-3 bulan untuk membentuk sel sperma baru,
kemudian sel sperma ini akan hidup selama beberapa minggu di tubuh pria. Ketika
cairan sperma dikeluarkan atau pria mengalami ejakulasi, sperma yang mampu
dilepaskan mencapai 40 juta-1,2 miliar. Ya, tubuh pria secara teratur
memproduksi sperma sepanjang hidup mereka, sehingga ia dapat melepaskan sperma
sebanyak itu. Namun, walaupun pria mampu melepaskan sebanyak 40 juta-1,2 miliar
sperma setiap ejakulasi, hanya satu sperma yang mampu mencapai sel telur
wanita.
4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi
Jika
tidak ada sperma yang masuk untuk membuahi sel telur, maka tidak terjadi proses
kehamilan dan sel telur akan bergerak menuju rahim (uterus)
kemudian hancur. Kadar hormon yang dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan rahim yang
menebal tadi menjadi luruh, inilah yang disebut dengan menstruasi atau haid.
5. Fertilisasi (pembuahan)
Pada
saat Anda berhubungan seksual dengan pasangan Anda, pria akan mencapai orgasme
dan menghasilkan ejakulasi. Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan
semen yang mengandung sperma ke dalam vagina wanita menuju leher rahim. Cairan
semen ini memberikan makanan sebagai bekal untuk sperma dalam melakukan
perjalanan, dan juga dapat memberikan petunjuk arah bagi sperma.
Kekuatan
ejakulasi memberikan dorongan kepada sperma rata-rata 10 ml per jam untuk
mencapai sel telur. Meski pria membutuhkan orgasme untuk melepaskan
sperma, wanita tidak memerlukan orgasme agar terjadi konsepsi/pembuahan.
Setelah
sperma masuk ke dalam tubuh wanita, perjalanan sperma mencari sel telur untuk
dibuahi baru akan dimulai. Ini merupakan perjalanan yang panjang bagi sperma
dan tidak mudah untuk dilewati. Terdapat berbagai tantangan untuk mencapai
keberhasilan membuahi sel telur. Tantangan pertama, yaitu lingkungan asam pada
vagina yang membuat sperma tidak mampu hidup lama di vagina dan akhirnya mati.
Tantangan kedua, yaitu lendir serviks. Hanya sperma yang memiliki kemampuan
berenang paling kuat yang dapat menembus lendir serviks ini.
Setelah
berhasil melewati jaring-jaring dari lendir serviks, sperma kemudian harus
berenang sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim, kemudian ke tuba falopi
untuk mencapai sel telur. Sperma bisa terjebak atau nyasar ke tuba falopi yang
salah, atau bahkan bisa mati di tengah pencariannya. Rata-rata sperma mampu
berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit. Sperma yang mampu berenang sangat
cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur dalam waktu 45 menit atau jika
tidak, maka dapat memakan waktu sampai 12 jam.
Perjalanan
sperma belum selesai walaupun sudah bertemu dengan sel telur. Satu telur
mungkin bisa didekati oleh ratusan sperma, namun hanya sperma terkuat yang
dapat menembus dinding luar sel telur. Ketika ada satu sperma yang mampu
memasuki sel telur sampai inti sel telur, maka sel telur membentuk pertahanan
diri sehingga mencegah sperma lain memasukinya. Dan akhirnya, terjadilah
pembuahan atau konsepsi.
Jika
sperma tidak mampu bertemu dengan sel telur, maka sperma mampu bertahan dalam
tubuh wanita sampai 7 hari. Jika wanita melepaskan sel telur pada masa ini,
kesempatan untuk bisa hamil masih terbuka lebar.
Pada
saat pembuahan, gen bayi dan jenis kelaminnya ditetapkan pada saat itu juga.
Jika yang membuahi sperma yang berkromosom Y, maka jadi anak laki-laki. Jika
yang membuahi berkromosom X, maka jadi anak perempuan.
6. Implantasi
Telur
yang telah dibuahi (zigot) tetap dalam Tuba Fallopi selama sekitar tiga sampai
empat hari, tetapi dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot mulai membelah
diri (zigot yang sudah membelah disebut embrio) sangat cepat menjadi banyak
sel. Embrio terus membelah ketika bergerak perlahan-lahan melalui tuba falopi
menuju rahim. Ketika sampai rahim embrio akan menempel dan tertanam dalam
dinding rahim yang sudah menebal (lahan subur) yang kemudian akan berkembang
menjadi embrio dan plasenta. Ini membutuhkan waktu sampai beberapa minggu
sampai Anda menduga bahwa Anda hamil dan tes kehamilan menunjukkan hal yang
sama, inilah yang disebut implantasi (penanaman).
Kehidupan dalam rahim
dibagi menjadi tiga tahap :
a. Implantasi (0 – 2 minggu)
Implantasi atau
nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zigot mencapai kavum uteri.
Pada saat itu uterus sedang berada pada fase sekresi lendir dibawah pengaruh
progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput
lendir rahim yang terbuka dan aktif.
b. Embrio
(2 minggu – 8 minggu)
Tahap
embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi/pembuahan.
Tahap ini merupakan masa organogenesis yaitu masa yang paling kritis dalam
perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah yang sedang
berkembang, mengalami pembelahan sel yang cepat dan sangat rentan terhadap
malformasi (pertumbuhan abnormal suatu organ) akibat teratogen/pengaruh
lingkungn buruk.
c. Janin
Dari
gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang dengan pesat menjadi janin. Pada
akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya berdetak, usus-usus lengkap
didalam abdomen, genetalia eksterna mempunyai karakteristik laki-laki atau
perempuan, anus sudah terbentuk dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan,
melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakkan anggota badan, mengedipkan
mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar
15- 30 gram dan panjang 5-9 cm .
Pertumbuhan dan
perkembangan janin juga dapat dibagi berdasarkan trimester
a. Trimester
Pertama
Dimulai dari masa konsepsi spermatozoa
menembus dinding corona radiata dengan enzim hyalauronidase. Persenyawaan
tersebut biasanya terjadi di daerah ampulla tubae. Sel telur yang telah dibuahi
disebut dengan zigot. Kromosom inti sel telur dan inti sel spermatozoa dari
kedua inti bercampur hingga telur mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya
masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang. Zigot yang dihasilkan mulai mengalami
pembelahan sel mitosis, yang disebut pembelahan. Melalui serangkaian tahapan,
massa sel yang membelah disebut morula. Setelah mengalami reorganisasi sel dan
cairan masuk ke dalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit inilah yang
tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke10
atau ke-11 setelah fertilisasi, periode embrionik telah dimulai. Pada saat
implantasi, embrio dikenal dengan sebutan embrio bilaminar karena lingkaran
embrio berbentuk dari sel massa bagian dalam, yang terdiri atas dua lapisan
sel, yakni:
(1) epiblas, lapisan tebal sel-sel silindris yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya akan menjadi endodermis, mesodermis, dan ektodermis embrionik.
(1) epiblas, lapisan tebal sel-sel silindris yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya akan menjadi endodermis, mesodermis, dan ektodermis embrionik.
(2) hipoblas, selapis tipis sel-sel kubus kecil
yang tersusun atas endodermis utama kantung kuning telur.
Jantung mulai
berdetak pada awal minggu keempat pasca fertilisasi. Pada akhir minggu keempat,
embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga
(lubang otis), lengan (bakal lengan), tungkai (bakal tungkai), dan struktur
leher dan wajah (empat lekuk brakial pertama).
Pada minggu
kelima, perkembangan pesat otak menghasilkan perkembangan kepala yang membesar
dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar daripada anggota tubuh lainnya.
Hidung mulut dan palatum mulai terbentuk selama minggu ke enam dan mata mulai
terlihat.
Trimester
pertama kehamilan juga mencakup dua minggu pertama periode janin. Pada akhir
minggu ke-10 pasca fertilisasi, atau minggu ke-12 bila dihitung sejak masa
menstruasi terakhir, seluruh usus telah masuk ke dalam abdomen dan keluar dari
tali pusat, genetalia eksterna telah memiliki karakteristik laki-laki atau
perempuan (meski karekteristik ini belum terbentuk sempurna), anus telah
terbentuk, dan raut wajah janin telah tampak seperti manusia. Janin memiliki
berat kurang lebih 0,5 hingga 1 ons, mulai dapat menelan, melakukan gerak
pernapasan, berkemih, menggerakkan bagian tungkai tertentu, dapat mengedipkan
mata dan mengerutkan wajah. Mulut membuka dan menutup. Ukuran kepala sekitar
sepertiga panjang, yang kurang lebih 56 hingga 61 milimeter.
b. Trimester
Kedua
Pada bulan ke-4 kelopak mata
mengalami fusi dan kepala berkembang lambat sementara telinga bergerak ke
posisi yang lebih tinggi pada kepala dan dagu tampak lebih jelas dengan
terbentuknya mandibula. Perkembangan tubuh semakin cepat sementara perkembangan
tungkai sekali lagi lebih lambat daripada lengan, dan arah perkembangan dari
sepalik ke kaudal berlanjut. Kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya.
Kuku jari-jari tangan mulai berkembang, tetapi kuku jari-jari kaki belum.
Respons refleks dan kegiatan muskular mulai terjadi, meski ibu belum merasakan
pergerakan karena uterus terlalu tebal dan aktivitas bayi masih sangat halus.
Perbedaan jenis kelamin mulai jelas terlihat pada
minggu ke-14 (dua belas minggu setelah fertilisasi). Pada minggu ke-16 terjadi
kemajuan pesat pada perkembangan tulang. Panjang kepala – bokong kurang lebih
11,5 cm dan berat janin antara 350 hingga 400 gram pada minggu ke-16. Pada
bulan ke-5 perkembangan tubuh yang pesat tetap berlanjut. Kaki telah mencapai
panjang total dan kuku pada jari-jari kaki mulai tumbuh. Kelopak mata masih
menyatu. Janin bergerak lebih bebas di dalama uterus tanpa rasa terkurung
sehingga perkembangan lebih lanjut akan terjadi. Pergerakan janin yang lebih
kuat dan dinding uterus yang lebih tipis menghasilkan pengalaman quickening
pada ibu, yang terjadi pada sekitar minggu ke-18. Ketika janin cegukan, ibu
akan merasakannya sebagai sentakan ringan. Pada akhir bulan, verniks kaseosa
mulai menutupi seluruh tubuh. Verniks kaseosa adalah campuran sebum (sekresi
dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal, suatu subtansi
seperti keju yang melindungi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat
didengar dengan menggunakan fetoskop pada akhir bulan. Pada akhir minggu ke-20,
panjang rata-rata kepala hingga bokong adalah 16,5 cm dengan berat badan kurang
lebih hampir 500 gram. Pertumbuhan rambut terlihat lebih jelas pada bulan ke-6.
Seluruh tubuh janin dilapisi lanugo, yakni rambut halus yang menurun. Alis,
bulu mata dan rambut kepala mulai muncul. Ukuran kepala masih lebih besar
dibanding anggota tubuh lain. Kulit berkerut, bening, dan kemerahan, yang
memberi penampilan tua pada janin, yang juga kurus dan tidak berlemak karena
kurang lemak subkutaneus. Baik darah kapiler dan mioglobin merah pada otot
dapat terlihat melalui kulit. Bakal gigi permanen mulai muncul.
Janin masih memiliki ruangan di dalam uterus untuk
berjungkir balik dan dapat melakukan gerakan seperti menangis dan mengisap.
Tangan mulai membentuk kepalan dan pegangan. Lemak coklat yang merupakan sumber
energi, produksi panas, dan pengaturan panas pada bayi yang baru lahir juga
mulai terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata kepala hingga ke bokong
kurang lebih 20,3 cm dan memeliki berat kurang lebih 600 gram.
c. Trimester
Ketiga
Pada bulan ke-7,
meskipun lemak mulai sedikit disimpan dan kontur mulai membulat, janin masih
terlihat kurus dan masih tampak tua dan berkerut selama bulan ini. Panambahan
berat badan yang berarti membuat tubuh menjadi lebih proporsional pada akhir
bulan. Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu. Rambut
kepala semakin panjang, gerakan mengisap menjadi lebih kuat, mata mulai menutup
dan membuka, dan kuku-kuku pada jari mulai terlihat. Panjang rata-rata kepala bokong
kurang lebih 23 cm dengan berat sekitar 1000 gram pada akhir minggu ke-28.
Pada bulan ke-8
simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, tetapi kerutan janin belum
hilang sepenuhnya. Tubuh janin juga sudah terisi lemak dan tidak tampak terlalu
kurus. Verniks caseosa yang tebal menutupi seluruh tubuh janin. Rambut kepala
terus bertumbuh dan lanugo banyak sekali, kecuali pada area wajah. Kuku jari
sudah mencapai ujungnya, kuku kaki sudah mulai tumbuh, tetapi belum mencapai
ujungnya. Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama
dan temperatur tubuh. Mata telah terbuka dan refleks cahaya terhadap pupil. muncul
pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat
badan lebih kurang 1700 gram.
Pada
hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi
berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan
sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid.
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid.
Peristiwa
ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/
sistem sirkulasi feto-maternal.
Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput
Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk
jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional.
Bagian yang berbatasan dengan
sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan
menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan dengan selaput
Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional
splanknopleural.
Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14),
seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi
pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya
sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif
dibandingkan daerah lainnya.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space). Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space). Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan
karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang
tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot
tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).
Selom ekstraembrional / rongga korion makin
lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas
/ selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang
kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm
connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan
berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi
TALI PUSAT.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas
ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas
menjadiplasenta dewasa, terbentuklah
komponen sirkulasi utero-plasenta.
Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap
tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh
dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan
dengan komponen sirkulasi dari janin
(fetal) melalui plasenta dan tali
pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Plasenta merupakan organ penting
bagi janin, karena sebagai
alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau
hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500
gram. Umumnya plasenta
terbentuk lengkap pada kehamilan
kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion
telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di
belakang dinding uterus, agak
ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian
atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta
berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau
jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang
berasal dari desidua
basalis.
Plasenta mempunyai dua
permukaan, yaitu permukaan fetal
dan maternal. Permukaan fetal adalah permukaan yang
menghadap ke janin, warnanya
keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak
pembuluh-pembuluh darah.
Permukaan
maternal adalah permukaan
yang menghadap dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu.
Jumlah celah pada plasenta
dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
Penampang
plasenta terbagi menjadi
dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan ibu. Bagian yang
terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii,
yang dibentuk oleh amnion,
pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari
jaringan ibu disebut piring desidua
atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta
dan desidua spongiosa.
1. Plasenta memberikan nutrisi untuk janin
Saat
makan, tubuh Anda memecah makanan dan protein agar masuk ke aliran darah. Nah
selama kehamilan nutrisi yang dibawa melalui aliran darah ibu akan dialirkan ke
plasenta. Melalui tali
pusar yang terhubung ke bayi, asupan nutrisi ini akan ditransfer langsung
ke janin.
Hal
inilah yang kemudian menjadi makanan si jabang bayi selama kehamilan yang
mendukung pertumbuhan dan perkembanganya. Itu sebabnya, sangat penting bagi ibu
untuk memperhatikan asupan
nutrisi dan gizi selama kehamilan.
2. Plasenta melindungi bayi dari infeksi
Sebelum
melahirkan, bayi mendapat antibodi melalui plasenta. Antibodi membantu
memberikan perlindungan sistem kekebalan tubuh untuk awal kehidupan bayi. Pada
beberapa situasi, plasenta dapat membantu melindungi janin dari infeksi saat
berada di dalam rahim. Jika ibu memiliki infeksi bakteri, plasenta membantu
melindungi bayi dari infeksi bakteri tersebut. Namun dalam beberapa kasus
infeksi virus yang serius, plasenta mungkin tidak bisa memberikan perlindungan
yang efektif.
3. Plasenta menyaring zat berbahaya
Fungsi
plasenta yang lainnya pada bayi bertindak seperti ginjal, yaitu menyaring darah
untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan zat buangan yang tidak di perlukan.
Contohnya karbon dioksida, yang
kemudian diteruskan ke aliran darah ibu untuk kemudian dibuang oleh sistem
dalam tubuh ibu.
4. Plasenta bertindak sebagai paru-paru
Plasenta
berfungsi menyediakan 100 persen kebutuhan oksigen bayi. Sama seperti tubuh
Anda yang menyediakan oksigen ke semua organ dan jaringan melaui aliran darah,
tubuh Anda juga akan mengirimkan oksigen ke bayi melalui plasenta. Plasenta
mentransfer oksigen yang diperlukan bayi ke tali pusar bayi untuk dialirkan ke
aliran darah bayi. Jadi saat Anda bernapas, Anda juga bernapas untuk si kecil.
5. Plasenta sebagai kelenjar yang menghasilkan hormon
Selama
masa kehamilan, plasenta berfungsi sebagai kelenjar untuk melepaskan semua
hormon penting yang diperlukan untuk membantu pertumbuhan bayi dan persiapan
menyusui. Beberapa hormon yang dilepaskan oleh plasenta, yaitu: Human
Chorionic Gonadotropin (hCG), progesteron, estrogen, dan human lactogen
plasenta. Hormon-hormon tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
aliran darah, merangsang pertumbuhan rahim dan jaringan payudara, memperkuat
lapisan rahim, dan mempercepat metabolisme tubuh ibu.
Hormon
yang dihasilkan oleh plasenta antara lain :
a. Human
chorionic gonadotropin (HCG)
HCG
merupakan suatu glikoprotein yang berfungsi sebagai luteinizing interstitial
cell stimulating dan luteotropic. Hormon ini ditemuan dalam darah dan urin
wanita hamil. Di dalam plasenta HCG ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi.
Bukti bahwa HCG dibuat di plasenta adalah ditemukannya hormon tersebut dari
plasenta yang dibiakkan. Hormon yang khas untuk kehamilan ini dibentuk oleh
trofoblast. HCG berfungsi mempertahankan korpus luteum yang membuat estrogen
dan progesterone sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat
sendiri estrogen dan progesterone.
b. Chorionic
somatomammotropin (human lactogen plasenta)
Adalah hormon protein yang
merangsang pertumbuhan, mempunyai efek lactogenic dan luteotropic. Hormon ini
juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak selain kehamilan.
c. Estrogen
Esterogen
dalam bentuk estradiolestron dan esteriol di temukan dalam konsentrasi lebih
tinggi di vena uterina dari pada di arteri uterina yang berarti bahwa estrogen
dibuat di plasenta. Bila janin tidak ada, seperti pada mola hidatidosa, janin
mati, tanpa glandula suprarenalis, anenchepalus atau kerusakan pada enzim-enzim
di plasenta, maka produksi estrogen pada plasenta dan pengeluaran estrogen
melalui urin akan lebih rendah. Kadar esteriol dalam urin dapat digunakan untuk
menilai keadaan janin.
d. Progesteron
Progesteron ditemukan dalam darah yang dikeluarkan
dari plasenta dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada di dalam darah yang masuk
ke dalam plasenta. Ini berarti bahwa progesterone dibentuk di plasenta.
Berbeda
dengan estrogen, kematian janin atau adanya anencephalus pada janin tadak
mempengaruhi kadar progesterone. Enzim-enzim di plasenta membentuk progesterone
dari kolesterone di dalam darah melalui pregnenolon.
a.
kelainan
Bentuk Plasenta
Ada yang bentuk plasenta besar, ada yang memiliki 2 plasenta dan
dipisahkan selaput ketuban, plasenta yang tipis dan lebar. Kelainan-kelainan bentuk plasenta bisa disebabkan faktor
genetik, riwayat yang sama sebelumnya dan infeksi. Gejala yang timbul biasanya
mudah terjadi perdarahan pada masa kehamilan, ataupun terjadi abortus
b.
Plasenta
Previa
Kelainan letak menempelnya plasenta pada rahim. Sifat
plasenta previa bisa menutup seluruh jalan lahir (totalis), sebagian jalan
lahir (parsialis), dan tepat di pinggir jalan lahir (marginalis). Penyebab plasenta
previa belum diketahui, namun diduga sifat dinding rahim yang belum matang pada
baigan atas (fundus) membuat plasenta harus menempel pada segmen bawah rahim.
Selain itu faktornya sering terjadi pada orang dengan riwayat hamil usia tua,
hamil lebih dari 1 kali, riwayat operasi sesar dan kelainan janin.
c.
Solusio Plasenta
Plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum terjadinya
proses persalinan. Penyebabnya bisa dari faktor usia, taruma pada perut,
perokok, beban janin lebih berat, dan riwayat pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya.
d.
Retensio
Plasenta
Plasenta tidak segera keluar 30 menit setelah kelahiran
bayi. Jika plasenta tidak segera keluar, akan menyebabkan terjadinya perdarahan
setelah kelahiran. Penyebab retensi bisa karena kontraksi rahim yang tidak
kuat, plasenta sulit lepas (implantasi pada tempat yang sulit), implasntasi terlalu
dalam.
e.
Rest Plasenta
(Retensio sisa plasenta)
Plasenta tidak keluar secara sempurna atau dengan kata lain
masih ada sisa plasenta didalam Rahim.
Penyebabnya bisa dikarenakan penolong kelahiran tidak melakukan pengeluaran
plasenta secara hati-hati atau terlalu buru-buru dalam mengeluarkan plasenta
(Kala III).
f.
Disfungsi
Plasenta
Plasenta yang tidak mampu memenuhi kebutuhan janin akan
nutrisi atau oksigen. Kejadian ini dapat terjadi pada orang dengan kehamilan
resiko tinggi, misalnya diabete melitus, hipertensi, hamil ganda (kembar),
penyakit jantung, dan hamil di usia tua.
3.1 Kesimpulan
Awal mula
kehamilan adalah saat ovum bertemu dengan sperma, dan terjadi pembuahan. Mulai dari
ovulasi (pelepasan sel telur), migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester.
Pada bulan
pertama Pembentukan fetus organ-organ sudah mulai terbentuk
dan sudah mulai berfungsi walaupun belum sempurna.
pada bulan kedua usia kehamilan embrio
telah terbentuk kaki dan tangan, alat-alat kelamin bagian dalam, rangka yang
masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian muka dan beberapa alat penting yang
lain
Pada bulan ketiga usia kehamilanan, hampir
seluruh alat tubuh secara lengkap telah terbentuk, termasuk alat kelamin luar.
Pada bulan
keempat kondisi janin mulai terbentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan
kelopak mata. Gerakan janin sudah terasa oleh ibunya.
Kami mengharapkan kepada pembaca agar memberikan saran
terhadap penyusunan makalah ini, Karna kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan untuk menyempurnakan kami mohon saran dan kritiknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54507/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
https://www.academia.edu/11861287/Proses_Kehamilan
https://www.academia.edu/9683205/Proses-kehamilan-dan-tumbuh-kembang-fetus
https://www.honestdocs.id/proses-kehamilan
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-plasenta-fungsi-struktur-bagian-proses.html
Comments
Post a Comment